OVERCLOCKING
Overclocking sesuai namanya adalah memaksa clock sebuah peripheral, biasanya clock dari prosessor, lebih tinggi dari standarnya. Dalam perkembangannya overclocking tidak selalu harus berhubungan dengan kenaikan clock, tetapi juga ketika kita memaksa sebuah peri-peral bekerja lebih cepat dari stan- darnya. (clock : satuan frekuensi yang terjadi dalam 1 waktu, untuk di ketahui saja : Mhz prosesor di hitung dari FSB di kalikan faktor pengali, atau yang biasa di sebut multiplier. Contoh : Intel Pentium 2,66 Ghz = 20 x 133, di mana 20 adalah faktor pengali, sedangkan 133 adalah FSB dari prosesor tersebut).
Pengaruh dari sebuah periferal ketika dioverclock adalah membuat kinerja periferal tersebut lebih cepat dari standarnya dengan efek sam-ping suhu periferal lebih panas dari seharusnya, terjadi ketidakstabilan sistem, bahkan membuat periferal tersebut tidak mau bekerja. Hal-hal inilah yang membuat seseorang yang ingin mendalami overclocking segan untuk memulainya, padahal dalam overclocking ada tingkatan-tingkatannya sendiri. Kami membaginya menjadi 3 : Safe-Overclocking, Real-Overclocking, & Extreme-Overclocking yang cara & tujuannya berbeda-beda.
Sebelum memulai overclocking, sebaiknya Anda telah mengetahui apa-apa saja yang terdapat dalam sistem Anda, apa jenis prosessor-nya, berapa FSB standarnya, berapa timing memori Anda, dan lain sebagainya. Untuk mengetahuinya Anda dapat melihat pada box penjualannya, atau bila tidak ingin repot sebaiknya gunakan software ‘Hardware diagnostic’ yang gunanya untuk menginformasikan periferal apa saja yang terpasang di sistem Anda.